Antara Keistimewaan Malam Jumat dan Meninggalnya Ustad Jefri Bukhori

Bookmark and Share
Sebagaimana keutamaan bulan-bulan/hari-hari tertentu dalam Islam, seperti contohnya Hari Jum’at, Malam Jum’at, Bulan Ramadhan, dan beberapa moment lainnya dalam Islam, sebagaimana di jelaskan dalam Al Quran dan hadist, memungkinkan seseorang mendapatkan keutamaan didalamnya.

Al-kisah Ust. Jefri Al Bukhoriseorang yang begitu terkenal dengan kepiawaian nya mengajak pemuda-pemuda untuk senantiasa meningkatkan ketakwaannya kini telah di panggil oleh Allah subhanahu wata’ala,Ust.Jefri Al Bukhori yang biasanya disapa Uje’ kini meninggal dunia akibat kecelakaan Jumat (26/4/13). Menurut kabar berita di media yang sempat disimak, Uje meninggal akibat kecelakaan motor pada Jumat dinihari Pkl. 01. 00 WIB terjadi di kawasan Pondok Indah Jakarta, dikabarkan bahwa motor Uje’ menabrak pohon dan mengakibatkan beliau meregang nyawa.

Kisah di atas mengingatkan kita tentang ceramah-ceramah yang pernah disampaikan para ulama, yakni beberapa keutamaan pada hari-hari tersebut, namun apakah benar bahwa meninggal pada hari tersebut seperti yang di alami oleh Ust. Jefri Al Bukhori adalah salah satu kisah yang sangat erat kaitannya dengan ceramah-ceramah tersebut, makanya perlu kita ketahui apa saja yang menjadi keutamaan hari Jum’at tersebut.


“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dan Abu ‘Amir Al ‘Aqadi berkata; telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Sa’id dari Sa’id bin Abu Hilal dari Rabi’ah bin Saif dari Abdullah bin ‘Amr berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at, kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.” Abu Isa berkata; “Ini merupakan hadits gharib.” (Abu Isa At Tirmidzi) berkata; “Hadits ini sanadnya tidak muttasil. Rabi’ah bin Saif meriwayatkan dari Abu Abdurrahman Al Hubuli dari Abdullah bin ‘Amr dan kami tidak mengetahui kalau Rabi’ah bin Saif pernah mendengar Abdullah bin ‘Amr” (HR Tarmidzi : 994)


Keutamaan Hari Jum`at
1. Hari raya umat Islam yang terulang-ulang setiap pekan

Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda pada suatu Jum’at,
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ، إِنَّ هذَا يَوْمٌ جَعَلَهُ اللهُ لَكُمْ عِيْدًا

“Wahai segenap kaum muslimin, sesungguhnya ini adalah hari yang dijadikan oleh Allah Subhanahu wata’ala sebagai hari raya bagi kalian.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jamash-Shaghir dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

2. Terjadinya hari kiamat pada hari Jum’at

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيْهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيْهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيْهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ

“Sebaik-baik hari yang terbit matahari pada waktu itu adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan ke dalam surga, dan dikeluarkan dari surga. Tidak akan terjadi kiamat selain pada hari Jum’at.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

3. Orang yang mati pada hari Jum’at ataumalam Jum’at akan dihindarkan dari fitnah (pertanyaan) kubur

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِ وَقَاهُ اللهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ

“Tiada seorang muslim yang mati pada hari Jum’at atau malamnya kecuali Allah Subhanahu wata’ala akan menghindarkannya dari fitnah kubur.” (HR. Ahmad dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma. Dalam Ahkam al-Janaiz, asy-Syaikh al-Albani menyatakannya hasan atau sahih dengan banyaknya jalan periwayatan)

4. Diharamkan menyendirikan puasa pada hari Jum’at tanpa dibarengi oleh puasa sehari sebelum atau setelahnya

Hal ini berlandaskan hadits Juwairiyyah radhiyallahu ‘anha, istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam masuk kepadanya hari Jum’at dalam keadaan dia Shallallahu ‘alaihi wasallam sedang berpuasa. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Apakah kamu puasa kemarin?” Juwairiyah menjawab, “Tidak.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi apakah kamu ingin puasa esok hari?” Juwairiyah menjawab,“Tidak.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,“Berbukalah kamu!” (HR. al-Bukhari no. 1986)

5. Ada saat yang mustajab/dikabulkan bagi orang yang berdoa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah radhiyallahu ‘anhu menyebutkan hari Jum’at lalu bersabda,
فِيْهِ سَاعَةٌ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلَّا أعْطَاهُ إِيَّاهُ

“Pada hari itu ada saat yang tidaklah seorang hamba muslim bertepatan dengannya dalam keadaan dia berdiri shalat yang ia meminta sesuatu kepada Allah Subhanahu wata’ala melainkan akan dikabulkan oleh-Nya.” (HR. al-Bukhari no. 935)

Demikian beberapa keistimewaan hari/malam Jum’at dan dari kisah Ust. Jefri Al Bukhori di atas mungkin ada titik temu yang kita dapatkan bahwa meninggal pada saat tersebut ada beberapa keutamaan didalamnya, namun yang perlu kita ketahui bahwa segala ketentuan datangnya dari Allah subhanahu wata’ala apapun yang terjadi merupakan karena kehendaknya dan yang akan terjadi dan berlaku pada beliau itu adalah rahasia Allah dan tak seorang pun yang mengetahui selain DIA sang maha mengetahui. Wallahu a’lam.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar