Profil Biografi Evan Dimas Capten Timnas U 19 Asal Klub Persebaya

Bookmark and Share
Profil EVAN DIMAS (Kapten TIMNAS INDONESIA U17)

Nama Lengkap: Evan Dimas Darmono
Tempat Lahir: Surabaya
Tanggal Lahir: 13 Maret 1995
Kebangsaan: Indonesia
Club: Persebaya
Posisi: Gelandang

Musim 2012 ; PERSEBAYA 1927

Usianya baru 17 tahun,
namun kemampuannya dalam mengolah si
kulit bundar patut diacungi jempol. Ya, dia
adalah Evan Dimas, pemain asli Surabaya
yang sempat masuk dalam skuat sepakbola
Jawa Timur (Jatim) untuk berlaga di Pekan
Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012 di Riau
tahun lalu.

Kota Surabaya memang tak pernah
berhenti melahirkan bintang- bintang besar
di dunia sepakbola Indonesia. Mulai dari
era Syamsul Arifin, Anang Ma'ruf, Bejo
Sugiantoro, Mat Halil, hingga Andik
Vermansyah, dan terbaru adalah Evan
Dimas.
Tak hanya masuk dalam skuad Jatim,
namun pemuda yang satu ini juga
berkesempatan berguru langsung kepada
Josep ‘Pep’ Guardiola di Barcelona, karena
terpilih di ajang bertajuk ‘The Chance Asia
Tenggara’(tahun lalu)

Usianya baru 17 tahun, namun kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar patut diacungi jempol. Ya, dia adalah Evan Dimas, pemain asli Surabaya yang masuk dalam skuat sepakbola Jawa Timur (Jatim) yang diproyeksikan menuju ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012 di Riau.

Kota Surabaya memang tak pernah berhenti melahirkan bintang-bintang besar di dunia sepakbola Indonesia. Mulai dari era Syamsul Arifin, Bejo Sugiantoro hingga Andik Vermansyah, dan terbaru adalah Evan Dimas. Tak hanya masuk dalam skuad Jatim, namun pemuda yang satu ini juga berkesempatan berguru langsung kepada Josep ‘Pep’ Guardiola di Barcelona, karena terpilih di ajang bertajuk ‘The Chance Asia Tenggara’.

Evan lahir di Surabaya 17 tahun silam, buah hati pasangan Condro Darmono dan Ana. Ia bukan dari keluarga berada. Ayahnya hanya seorang tenaga security di salah satu komplek perumahan elit di kawasan Surabaya Barat. Tapi semangat Evan untuk membanggakan kedua orang tuanya melalui sepakbola tak pernah luntur. Bagi pemuda yang baru menyelesaikan proses belajarnya di SMA Shafta Lontar Citra Surabaya, sepakbola adalah segalanya.

Ia mengaku, pertama kali tekun bermain sepakbola sejak kelas 4 Sekolah Dasar (SD). Ia sempat menimba ilmu di SSB Sasana Bhakti (Sakti) bersama saudara sepupunya, Feri Ariawan. Bakatnya semakin terasah, ketika bergabung dengan SSB Mitra Surabaya pada 2007, saat itu Evan masih berusia 12 tahun.

Di lapangan hijau, ia berperan sebagai gelandang. Meski posturnya mungil, daya jelajahnya sangat tinggi. Tak hanya itu, kaki kiri dan kanannya juga ‘hidup’. Evan juga dikenal sebagai gelandang yang memiliki tenaga ekstra. Semangatnya seperti tak pernah habis untuk mengejar kemenangan tim yang dibelanya. Hanya satu yang menjadi kelemahannya saat ini, yakni kontrol emosi. Sebuah hal yang lumrah dimiliki seorang pemain muda.

Mitra Surabaya, salah satu klub yang berada dalam naungan kompetisi internal PSSI Surabaya, menjadi tim pertama yang dibela oleh Evan. Penampilan gemilangnya bersama Mitra, membuat namanya termasuk dalam skuad Surabaya untuk Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) III Jatim 2011. Usai tampil mengesankan di Porprov, menjadi tiket Evan masuk dalam tim sepakbola Jatim untuk PON 2012 di Riau. Selain itu, ia juga tercatat sebagai pemain tim Divisi II, Surabaya Muda.

Tak hanya moncer di level lokal, pemilik nama lengkap Evan Dimas Darmono ini cukup dikenal di tingkat Nasional. Ia menyandang ban kapten Tim Nasional (Timnas) U-17 Indonesia, sekaligus sukses mengantar Garuda Muda menjuarai HKFA International Youth Invitation Tournamen di Hongkong, awal 2012.

Setelah mengharumkan nama Indonesia di Hongkong, nama Evan kembali booming pada Juni 2012. Hal itu dikarenakan, Evan terpilih sebagai wakil Indonesia dalam ajang pencarian bakat bertajuk ‘The Chance’, yang disponsori oleh salah satu apparel terkenal. Ia pun akhirnya berhak terbang ke Barcelona, menyisihkan ratusan ribu pemain muda lainnya di Indonesia, Rabu (15/8) lalu.

Di Barcelona, Evan akan mendapat pelatihan dan arahan langsung dari eks pelatih Barcelona, Pep Guardiola. Evan akan bersaing dengan 100 anak dari 55 negara, termasuk Indonesia. Ia harus kerja ekstra dan tidak minder, jika ingin keluar sebagai yang terbaik di ajang ini.

“Saya tidak pernah menyangka, bisa mendapat kesempatan ini. Target saya adalah lolos 16 besar ajang tersebut," ucap Evan kepada GOAL.com Indonesia.

Evan sadar, masuk 16 besar ajang tersebut bakal membuatnya semakin dekat dengan Liga Eropa. Rencananya, ke-16 pemain muda yang terpilih dalam ajang itu akan berpartisipasi dalam tur melawan pemain dari akademi sepakbola klub-klub besar di Eropa, seperti Manchester United, Juventus, dan timnas muda Amerika Serikat.

Selain Evan, tiga pemain yang terpilih dari Asia Tenggara lainnya adalah striker 24 tahun asal Malaysia Rahmat Che Hashim, gelandang 19 tahun dari Thailand, Napapon Sripratheep dan gelandang 20 tahun asal Singapura Muhammad Faris Bin Ramli.

"Rencananya dari Surabaya menuju ke Singapura dulu. Kumpul di sana lalu terbang ke Barcelona. Segalanya sudah saya persiapkan. Saya sudah siap ke Barcelona dan bersaing dengan pemain-pemain lainnya," tegas Evan sebelum keberangkatannya ke Barcelona, dua hari lalu.

Dari 16 pemain alias yang lolos babak 16 besar nantinya, akan dipilih empat orang yang akan mendapat pelatihan khusus dari jajaran pelatih di Nike Academy, yang bermitra dengan Liga Primer Inggris.

Jauh sebelumnya, ibunda Evan Dimas, Ana sempat menyampaikan sedikit cerita, bila dirinya masih ingat betul betapa kelimpungannya ia dan sang suami, Darmono, ketika anak sulung mereka yang saat itu berumur sembilan tahun, Evan Dimas, meminta sepatu bola. Maklum, mereka bukan orang berada, Ana hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga, sedangkan Darmono berjualan sayur keliling sebelum beralih profesi menjadi petugas keamanan.

Ketika itu, Evan yang getol bermain sepakbola sejak usia tiga tahun memang sudah merengek minta didaftarkan ke Sekolah Sepak Bola Sasana Bhakti, Surabaya. Otomatis ia pun harus memiliki sepatubola.

"Demi anak, kami akhirnya mengupayakan. Saya ke pasar dan membeli sepatu bola yang harganya Rp 20 ribu. Yang murah-murah saja wis, asal Evan senang," kenang Ana yang bersama keluarga berdomisili di sebuah rumah sederhana di kawasan Ngemplak, Surabaya.

Sepatu tersebut ternyata tak cuma membuat Evan gembira. Tapi, sekaligus juga menandai awal perjuangan ia hingga bermuara kepada berbagai prestasi membanggakan. Misalnya, menjadi kapten timnas U-17 Indonesia yang sukses menjuarai HKFA International Youth Football Invitation Tournament 2012 dan sederet prestasi lainnya.

Mantan kapten Persebaya dan juga mantan asisten Freddy Muli saat membesut Gresik United, Mursyid Effendi menganggap, Evan memang pantas terpilih mewakili Indonesia. Mursyid yang membawa Evan masuk ke skuad Mitra Surabaya, bahkan menyebut pengagum Xavi Hernandez itu sebagai ‘anak ajaib’, karena luar biasanya talenta yang dimiliki oleh anak pertama dari empat bersaudara itu.

“Saya tetap ngotot, Evan harus tetap bermain. Dulu Yusuf Ekodono saja bisa membela Persebaya saat berusia 16 tahun, dan kami menginginkan Evan juga bisa mengikuti jejak itu. Evan saat ini tinggal berkosentrasi untuk membesarkan bentuk badannya. Kalau sudah begitu, dia baru akan terlihat sempurna di dalam lapangan," ujar Mursyid.

Walhasil, langkah menimba ilmu di Barcelona belum rampung dilaksanakan, Evan pun sudah kebanjiran tawaran untuk bermain di Liga Indonesia. Beberapa tim seperti Persija Jakarta maupun Persebaya Surabaya, sudah menyatakan minatnya untuk memakai jasa Evan. Menarik untuk terus diikuti. (gk-43)

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar